Perjalanan Hidup dan Profil B. J. Habibie


Perjalanan hidup dan profil habibie – B.J. Habibie, siapa yang tak mengenalnya? Bapak Teknologi yang dimiliki Indonesia ini memang seorang genius yang karismatik. Kali ini, kita akan menguraikan biografi Habibie, siapa dan bagaimana sosok bersahaja yang satu ini.

“I have some figures which compare the cost of one kilo of airplane compared to one kilo of rice. One kilo of airplane costs thirty thousand US dollars and one kilo of rice is seven cents. And if you want to pay for your one kilo of high-tech product with a kilo of rice, i don’t think we have enough.”

Itulah ungkapan yang disampaikan Habibie ketika para politisi yang lain menentang rencananya membangun industri pesawat terbang di nusantara. Habibie adalah tokoh yang berperan dalam perkembangan teknologi di Indonesia. Lalu, seperti apakah perjalanan hidup atau biografi Habibie?

Asal Usul Keluarga
Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan nama B.J. Habibie lahir di Pare Pare Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Ayahnya yang bernama Alwi Abdul Jalil Habibie adalah keturunan Sulawesi. Sementara, ibunya yang bernama R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah keturunan Jawa. Habibie adalah anak ke 4 dari 8 bersaudara.
Habibie semasa kecil, ia habiskan di Pare Pare. Habibie sangat gemar menunggang kuda. Setelah ayahnya meninggal dunia pada 1950, Habibie tinggal di kota kembang Bandung.
Riwayat Pendidikan
Di Kota Bandung, Habibie belajar di Goverment Middlebare School. Bakat Habibie dalam bidang eksakta sudah terlihat. Ia paling pintar di sekolahnya.
Habibie menamatkan sekolahnya pada 1954 kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia yang sekarang dikenal dengan nama ITB (Institut Teknologi Bandung). Habibie hanya belajar satu tahun di Institut Teknologi Bandung. Ia kemudian menempuh pendidikan di Jerman. Tak seperti siswa yang lain, Habibie bersekolah di Jerman dengan biaya sendiri, bukan beasiswa dari pemerintah. Ia bersekolah program S1 sampai dengan S3 di Aachen Jerman. Ia mendapat gelar Diploma dari Technishe Hochscule Jerman.
Riwayat Karier
Pada 1967, Habibie diangkat menjadi Profesor Kehormatan (Guru Besar) di Institut Teknologi Bandung. Habibie juga memperoleh gelar Doktor Konstruksi Pesawat Terbang di Jerman dengan predikat summa cum laude.
Karier Habibie terus menanjak. Ia bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman. Bersama istrinya, Hasri Ainun yang juga teman sekolahnya sewaktu SMA dulu, Habibie tinggal dan bekerja di Jerman dalam kurun waktu yang cukup lama.
Di MBB Gmbh Jerman, Habibie merupakan satu-satunya orang Asia yang berhasil mendapatkan jabatan nomor 2 di perusahaan tersebut. Habibie mendesain bentuk pesawat terbang pabrikan Jerman itu.
Perjalanan hidup dan profil habibie
Kepiawaian Habibie dalam bidang pesawat terbang ia buktikan juga di tanah air. Biografi habibie sebagai seorang yang mampu mendirikan industri pesawat terbang pertama di nusantara. Jerman layaknya rumah kedua bagi habibie. Berkat kepintarannya itu, Habibie meraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award.
Hasil Karya Teori dan Rumus
Habibie banyak memberikan sumbangan dalam bentuk penelitian atau teori. Teori-teorinya terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bidang thermodinamika, aerodinamika, dan konstruksi pesawat terbang.
Rumusan Habibie yang terkenal di dunia dalam bidang pesawat terbang dikenal dengan nama rumus Habibie. Rumus Habibie ini terdiri atas tiga macam rumus, yakni Habibie Factor, Habibie Theorem, dan Habibie Method. Ketiga rumusan Habibie tersebut digunakan sampai sekarang dalam dunia pesawat terbang. Sungguh Habibie merupakan sosok yang membanggakan.
Presiden Ketiga RI
Setelah lama berkecimpung dalam dunia pesawat terbang di Jerman, Habibie pun pulang ke Indonesia. Ia memenuhi permintaan presiden Soeharto untuk menjabat sebagai salah satu menteri di kabinetnya.
Biografi habibie dalam bidang politik dimulai dengan menjabat sebagai Menristek (Menteri Riset dan Teknologi) pada masa pemerintahan Orde Baru. Tidak tanggung-tanggung, Habibie menjabatnya selama 20 tahun, sejak 1978 sampai dengan 1998. Pada masa itu, berdiri perusahaan Pindad, PAL, dan IPTN.
Puncak karier Habibie terjadi pada 1998. Habibie diangkat sebagai wakil presiden yang ke-7. Namun, ia hanya menjabatnya selama 2 bulan karena pada saat itu masyarakat sudah tidak puas lagi dengan pemerintahan Orde Baru Soeharto. Pemerintahan ini sarat dengan KKN dan otoriter. Presiden Soeharto pun dipaksa meletakan jabatannya pada tahun tersebut.
Tragedi yang terkenal adalah Tragedi Semanggi 1998 yang menewaskan empat orang mahasiswa dari Universitas Trisakti akibat penembakan pada waktu itu. Secara otomatis, kursi kepresidenan diserahkan kepada Habibie sebagai wakil presiden pada 21 Mei 1998.
Habibie tidak lama menjabat sebagai presiden yang ke-3 RI. Ia hanya menjabat selama 1 tahun 4 bulan, terhitung sejak 21 Mei 1998 sampai Oktober 1999. Selain karena habibie masih dianggap sebagai bagian dari rezim Orde Baru, terjadi juga beberapa kasus disintegrasi di Indonesia.
Kasus lepasnya Timor Timur menjadi sebuah negara merupakan awal kehancuran karier politik Habibie. Referendum rakyat Timor Timur untuk merdeka dianggap sebagai kegagalan presiden dalam mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia.
Habibie pun kembali menjadi warga biasa dan memilih untuk bermukim di Jerman. Meskipun begitu, Habibie adalah sosok intelektual yang berjiwa besar. Visinya adalah membawa negara Indonesia menjadi negara industri pesawat terbang di dunia. Salah satu keberhasilannya adalah dengan mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada 26 April 1976. Perusahaan tersebut merupakan industri pesawat terbang yang pertama di kawasan Asia Tenggara.
Biografi Habibie dalam mencapai kesuksesan tak lepas dari dukungan orang-orang terdekatnya. Orang tua dan keluarga mempunyai andil yang besar ketika Habibie masih menempuh dunia pendidikan.
Setelah berkarier di dunia pesawat terbang, dukungan istrinya Hasri Ainun sangat besar pengaruhnya bagi Habibie. Istrinya selalu mendukung apa pun segala tindakan habibie. Itu sebabnya, ketika istrinya wafat, Habibie kehilangan sosok yang menjadi semangat hidupnya. Namun, Habibie merupakan tokoh nasional yang sangat berjiwa besar.



Karya dan Jabatan yang Diemban
Dalam dunia pesawat terbang, kepiawaian Habibie tidak bisa diragukan lagi. Beberapa karyanya tercatat dalam proyek pesawat terbang di dalam maupun luar negeri. Karya-karya desain pesawat terbang beliau adalah sebagai berikut.
  • Merakit VTOL (Vertical Take Off and Landing) pesawat angkut DO-31
  • Mendesain pesawat angkut militer TRANSCALL C-130
  • Mendesain pesawat eksekutif Hansa Jet 320
  • Mendesain pesawat penumpang Airbus A-300
  • Mendesain dan merakit CN-235
  • Mendesain helikopter BO-105
  • Merakit MRCA (Multi Role Combat Aircraft)
  • Tergabung dalam proyek desain rudal dan satelit
Selain itu, sebagai salah seorang tokoh nasional Indonesia, biografi Habibie tak lepas dari sejumlah jabatan dan tanda jasa. Sejumlah jabatan yang beliau terima seperti sepanjang kariernya adalah sebagai berikut.
  • Direktur Utama PT IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara)
  • Menristek (Menteri Negara Riset dan Teknologi)
  • Ketua BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
  • Pemimpin 10 perusahaan BUMN
  • Direktur Utama PT PAL Indo (Persero)
  • Ketua Opdip Batam (Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam)
  • Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan
  • Direktur Utama PT Pindad Persero
  • Ketua BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis)
  • Ketua ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia)
  • Koordinator Presidium Harian Dewan Pembina Golkar
  • Wakil Presiden RI yang ke-7
  • Presiden RI yang ke-3
  • Dibangunnya Jembatan Habibie oleh pemerintah Kota Batam sebagai tanda jasa
Habibie merupakan sosok yang langkahnya banyak dikagumi dan kadang penuh kontroversi. Ia adalah tokoh yang sangat berpikiran jauh ke depan dan modern. Sebutan Bapak Teknologi Indonesia layak disandangnya sesuai dengan visi hidup Habibie.
Demikan artikel perjalanan hidup dan profil habibie. Semoga bermanfaat.

Sumber

Komentar